Selama beberapa tahun ini aku hidup dengan banyak harapan dan angan-angan tentang hidup bersamanya. Di masa depan kami ingin tinggal di sebuah desa yang tak jauh dari kota. Memiliki kebun. Menanam sayuran dan buah yang kami sukai. Serta memiliki dua orang anak. Itulah percakapan yang kami lontarkan seraya kami berjalan beriringan di jalan yang disebut Malioboro, makan bakso di sebuah kedai dekat stadion Mandala Krida, atau saat kami sedang ada di sebuah lapangan luas milik kampus.
Semua harapan dan keinginan tersebut kian sirna setelah dirinya memilih orang lain. Serta aku harus berdamai dengan diriku dengan semua luka yang telah ditinggalkannya. Perkataannya saat kami berpisah membuat aku hancur. Untungnya ada sebuah profesi di dunia ini bernama psikolog. Aku pergi ke sana. Mengobati diriku. Dia pun kurasa juga harus pergi ke sana.
Sekarang sudah di penghujung bulan di tahun 2023. Aku masih merasakan rasa sakitnya. Tapi setidaknya kini aku sudah bisa menerima semuanya.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar